Bahayanya Sebuah Ramalan. Salam sejahtera
bagi kita semua. Adapun nast yang menjadi dasar pemberitaan Firman diambil dari kitab Ulangan 18:9-13, di bawah perikop: “Bertenung dan
bernubuat”. Sebelum kita bersama-sama membaca serta merenungkan Ulangan 18:9-13
ini, marilah kita bersatu di dalam doa untuk memiminta bimbingan dari Roh Kudus.
Dasar Khotbah: Ulangan 18:9-13 “Bertenung dan Bernubuat”
9"Apabila engkau
sudah masuk ke negeri yang diberikan kepadamu oleh TUHAN, Allahmu, maka
janganlah engkau belajar berlaku sesuai dengan kekejian yang dilakukan
bangsa-bangsa itu. 10Di
antaramu janganlah didapati seorang pun yang mempersembahkan anaknya laki-laki
atau anaknya perempuan sebagai korban dalam api, ataupun seorang yang menjadi
petenung, seorang peramal, seorang penelaah, seorang penyihir, 11seorang pemantera, ataupun
seorang yang bertanya kepada arwah atau kepada roh peramal atau yang meminta
petunjuk kepada orang-orang mati. 12Sebab
setiap orang yang melakukan hal-hal ini adalah kekejian bagi TUHAN, dan oleh
karena kekejian-kekejian inilah TUHAN, Allahmu, menghalau mereka dari
hadapanmu. 13Haruslah
engkau hidup dengan tidak bercela di hadapan TUHAN, Allahmu.”
Tema
BAHAYANYA
RAMALAN
Secara umum kitab ulangan berisi amanat perpisahan
Musa yang di dalamnya ia mengulas kembali dan memperbaharui perjanjian Allah
dengan Israel demi angkatan Israel yang baru. Mereka kini sudah mencapai akhir
dari pengembaraan di padang gurun dan siap masuk ke Kanaan.
Nast
yang diperhadapkan untuk kita pada hari ini merupakan salah satu nasihat yang
disampaikan oleh Musa kepada bangsa Israel, sebelum mereka memasuki tanah
Kanaan. Nasihat berupa larangan agar bangsa Israel tidak berlaku seperti kekejian yang dilakukan
bangsa-bangsa Kanaan, ketika nantinya bangsa Israel sudah
menduduki tanah Kanaan. Adapun kekejian yang dilakukan bangsa Kanaan (ay.
10-11), yang menjadi larang agar tidak dilakukan oleh bangsa Israel adalah:
a. Jangan
ada seorang pun yang mempersembahkan
anaknya laki-laki atau anaknya perempuan sebagai korban dalam api,
b. Jangan ada seorang pun yang menjadi
petenung
c. Jangan ada seorang pun yang menjadi peramal,
d. Jangan ada seorang pun yang menjadi
penelaah,
e. Jangan ada seorang pun yang menjadi penyihir,
f. Jangan ada seorang pun yang menjadi
pemantera,
g. Jangan ada seorang pun yang bertanya
kepada arwah atau kepada roh peramal atau yang meminta petunjuk kepada
orang-orang mati.
Tujuh pekerjaan yang
menjadi larangan, yang disampaikan oleh Musa kepada bangsa Israel, merupakan pekerjaan
yang sangat melekat dan akrab dengan bangsa Kanaan. Sebab bangsa Kanaan pada
saat itu merupakan bangsa yang sangat percaya kepada hal-hal mistik,
penyembahan-penyembahan berhala, dan kegiatan-kegiatan lainnya. Selain itu
tindakan-tindakan amoral dan tidakan kejahatan seringkali dilakukan oleh bangsa
itu. Perbuatan-perbuatan seperti ini sangatlah tidak diingankan oleh Allah dan
melalui Musa Ia menyampaikan pesan-Nya agar bangsa Israel tidak melakukan hal
seperti yang dilakukan oleh bangsa Kanaan.
Mungkin kita
bertanya-tanya, untuk apa larangan ini diberitahukan kepada bangsa Israel?, Sedangkan
mereka sendiri tau bahwa Allah sangat tidak menyukai apabila mereka melakukan
hal tersebut dan pastilah mereka tidak akan melakukannya. Ya! Pernyataan
seperti itu tidaklah 100% salah, tetapi kita tau sendiri bagaimana sifat bangsa
Israel selama ini. Apabila kita meliat ke belakang, sejak awal mereka
meninggalkan tanah Mesir sampai mereka tiba di tanah Kanaan, banyak sekali
hal-hal yang tidak menyenangkan hati Allah, yang dilakukan oleh bangsa Israel. Walaupun
mereka tau bahwa perbuatan tersebut salah dan melukai hati Allah, tetapi mereka
tetap melakukan-Nya. Hal inilah yang membuat Musa tetap mengingatkan kepada
mereka agar tidak terpengaruh dan mengikuti apa yang dilakukan oleh bangsa
Kanaan.
Pada ayatnya yang ke-12
sangatlah jelas bahwa siapa saja yang daripada bangsa Israel melakukan hal
tersebut, maka Allah akan menghalaunya dari bangsa Israel. Dalam artian bahwa
orang yang melakukan kekejian tersebut akan mendapatkan hukuman dari Allah dan
tidak akan diselamatkan. Hanya satu yang Allah inginkan bangsa-Nya lakukan, yaitu
tidak bercela di hadapan-Nya. Jadi, pada intinya apabila kita melakukan
perbuatan yang tidak berkenan bagi Allah, maka kita akan mendapatkan hukuman
dari-Nya.
Sejak jaman dulu hingga sekarang tidak
dapat kita pungkiri bahwa banyak sekali orang yang percaya pada ramalan-ramalan.
Bahkan tidak menutup kemungkinan beberapa dari kita yang hadir di tempat ini
juga sangat percaya dengan ramalan, baik itu ramalan yang diberikan melalui
pembacaan telapak tangan, bandulan, burung gelatik, kartu dan lain sebagainya. Hal
ini mau tidak mau membawa pengaruh yang negatif dalam diri orang yang diramal
oleh juru-juru ramal itu bahkan bisa membahayakan kehidupannya.
Sekarang muncul pertanyaan bagi kita, sebahaya
apa sih ramalan itu?. Apabila kita memperhatikan sekilas, memang sebuah ramalan
bukanlah hal yang berbahaya dan merugikan, bahkan dapat menguntungkan kita
karena kita akan tau bagaimana nasib dan masa depan kita. Ya! Penyataan
tersebut memang tidak salah tetapi tidak sepenuhnya benar, apabila kita melihat
dampak dari pada ramalan tersebut, pastilah kita akan berubah pikiran dan akan
mengatakan bahwa sebuah ramalan itu adalah sesuatu yang sangat berbahaya bagi
kehidupan kita. Saya punya sebuah cerita yang saya dapatkan ketika saya masih
menjadi anak sekolah minggu. Cerita yang masih melekat di dalam ingatan saya
hingga sekarang.
Di
sebuah desa, hiduplah sepasang kakak-beradik yang hidup hanya berdua saja.
Orang tua mereka telah lama meninggal sejak mereka berdua masih kecil. Di desa
tersebut mereka berladang dan menjaga ternak saja. Mereka berdua sangatlah
rajin bekerja, karena mereka sangat ingin menjadi orang yang sukses dan kaya.
Hingga pada suatu hari, ketika mereka berdua pergi ke pasar, mereka bertemu
dengan seorang peramal. Lalu peramal itu mengatakan kepada sang kakak, bahwa
dia tidak akan tetap menjadi orang miskin dan tidak bisa menjadi seorang yang
sukses dan kaya, walaupun dia bekerja keras, sekeras apapun. Lalu, si peramal
berkata kepada si adik, bahwa dia tidak akan menjadi seorang yang miskin,
tetapi ia akan menjadi seorang yang kaya raya, walaupun ia tidak bekerja.
Ramalan tersebut membuat si adik berubah menjadi seseorang yang malas bekerja, setiap
hari kerjanya hanya tidur saja bahkan untuk mandipun ia malas. Ia selalu
membayangkan kehidupan yang mewah seprti yang dikatakan oleh sang peramal.
Sedangkan sang kakak, ia tidak percaya dengan peramal itu, ia tidak percaya
kalau dirinya ditakdirkan menjadi orang yang miskin. Ia pun ingin membuktikan
bahwa peramal itu salah, caranya yaitu dengan bekerja semakin giat lagi. Hari
demi hari, minggu demi minggu, dan tahun demi tahun telah berlalu. Seiring
berjalannya waktu, ladang yang digarap oleh kakak semakin banyak serta
ternak-ternak yang banyak dan sehat-sehat dimiliki olehnya. Sedangkan sang
adik, jangankan ladang dan ternak, uang sepeserpun tidak dimilikinya.
Berdasarkan cerita tersebut, kita dapat
melihat bahwa ramalan itu memang memiliki dampak yang berbahaya bagi siapa saja
yang mempercayai dan melakukannya. Berbahaya bagi karir, pekerjaan dan masa
depan kita. Pertanyaan yang dapat kita renungkan untuk kita pada hari ini
adalah, apakah anda masih percaya dengan sebuah ramalan? Dan sadarkah anda
bahwa ramalan tersebut sangat berbahaya bagi kehidupan kita?. Kalau begitu apa
yang harus kita percayai?, Ya! Hanya satu yang dapat kita percayai ketimbang
mempercayai ramalan, yaitu Firman Allah. Firman Allah tidak akan pernah
merugikan dan membahayakan kita, tetapi Firman yang datang daripada Allah ini
membawakan masadepan yang cerah bagi kita, membawakan kedamaian dan
memberitakan keselamatan ke dalam kehidupan kita. Jadi, keputusan sekarang
keputusan anda sekalian untuk memilih. Memilih ramalan yang dampaknya akan
merugikan kita atau perkataan/Firman Tuhan yang membawa kedamaian?. Amin...
File: doc. Khotbah Andrey Christianto, S.Th
Tidak ada komentar
Posting Komentar