Khotbah Minggu, 06 Juli 2014
“Janji Allah pasti ditepati”
A. Introduksi
Hari ini kita memasuki masa tenang pemilu pilpres. Di berbagai kesempatan kampanye kita telah mendengar janji-janji yang disampaikan para kandidat untuk menarik hati rakyat memilih mereka. Mungkin nanti ada janji yang ditepati tapi mungkin juga ada yang tidak. Kita semua sudah maklum, itulah janji-janji kampanye, itulah manusia. Namun, tidak demikian halnya dengan janji Allah. Ketika Allah berjanji, maka janji itu pasti ditepatiNya. Sama halnya dengan janji anugerah keselamatan yang diberikan di dalam Yesus Kristus, adalah janji yang tak bisa diganggu gugat, yang sudah dimeteraikan dalam darah Kristus, dan pasti ditepati.
B. Interpretasi dan Aplikasi
1. Manusia diselamatkan karena iman di dalam Yesus Kristus.
Bagi orang Kristen, janji keselamatan untuk hidup yang kekal hanya ada di dalam Yesus Kristus. Tidak ada yang lain. Siapa yang percaya kepada Kristus dan dibaptis akan diselamatkan, tetapi siapa yang tidak percaya akan dihukum (bdk. Mrk. 16:16). Usaha manusia tidak dapat menggapai janji keselamatan itu. Itulah sebabnya Martin Luther menentang keras surat penghapus dosa, indulgensia itu, karena janji keselamatan hanya ada dalam anugerah Allah, gratis, cuma-cuma. Namun, demikian bukan berarti anugerah itu murahan. Ia menjadi mahal karena menuntut ketaatan iman setiap orang percaya untuk senantiasa ada dalam anugerah tersebut. Itulah sebabnya Bonhoeffer mengatakan iman hanya akan menjadi iman dalam tindakan ketaatan (Faith only becomes faith in the act of obedience).
2. Hukum Taurat menuntun manusia pada anugerah keselamatan di dalam Yesus Kristus.
Janji anugerah keselamatan di dalam Yesus Kristus, telah diperdengarkan sejak peristiwa kejatuhan manusia ke dalam dosa dalam protevangelium (injil pertama) dalam Kej. 3:15. Pertarungan tiada henti antara keturunan perempuan dan keturunan ular itu hingga kemenangan di pihak keturunan perempuan itu memberikan janji yang konsisten dan pasti ditepati oleh Allah melalui kehadiran Yesus Kristus yang mengalahkan kuasa Iblis. Disinilah peranan Hukum Taurat menyadarkan manusia akan dosa dan kebutuhan kasih karunia anugerah keselamatan itu. Taurat menuntun manusia menggapai anugerah Allah di dalam Yesus Kristus, sehingga fungsi Hukum Taurat diperlukan oleh manusia untuk menyadarkan manusia akan perlunya kasih karunia Allah di dalam Yesus Kristus (bdk. ay 19, 24).
3. Iman kepada Yesus Kristus menjadikan orang percaya sebagai ahli waris janji keselamatan.
Iman kepada Yesus Kristus menjadikan orang percaya sebagai ahli waris kerajaan sorga. Sebagai ahli waris, maka orang percaya diangkat menjadi anak-anak Allah yang berhak pada warisan sorgawi, yang dipersatukan di dalam iman kepada Yesus Kristus. Sebagai anak, orang-orang percaya dapat berseru kepada Allah, “ya Abba, ya Bapa!” Tidak ada lagi pembedaan Yahudi dan Yunani, hamba dan orang merdeka, laki-laki dan perempuan. Semua satu di dalam Yesus Kristus (ay. 28). Jadi di dalam Yesus Kristus seluruh bagian disusun rapi menjadi satu kesatuan tubuh Kristus, dan Kristus menjadi kepala dari semuanya. Itu artinya Yesus Kristus menjadi pusat pikiran, hati, jiwa dan tujuan segenap kehidupan orang percaya, yang bermuara pada sikap ketaatan yang penuh kepada Allah dari orang percaya yang telah menerima anugerah Allah tersebut. Amin.
Terimakasih atas kunjungan Sobat
sekalian.
Bila anda suka dengan artikel ini silahkan Follow via Twitter, Like Via Facebook, Share di jejaring sosial, atau
berlangganan Artikel dari blog ini secara gratis. Bila ada masalah dalam penulisan artikel ini
silahkan kontak saya melalui kotak komentar yang ada dibawah, secepat munggin
saya akan balas dan perbaiki.
[mau copas artikel, silahkan tetapi tolong cantumkan
sumbernya, demi kenyamanan kita semua].
Salam
Blogger!!!
Pdt. Andrey Christianto, S.Th
Admin
:::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::
Tidak ada komentar
Posting Komentar