Menabur dan menuai. Ada sebuah ceritra tentang
seorang yang menjadi pegawai di sebuah toko di Pittsburg, Pennsylvania, Amerika
Serikat. Pada waktu itu hujan turun sehingga pengunjungnya banyak berkurang,
dan penjaga-penjaga toko sedang ngobor satu sama lain. Tiba-tiba terlihatlah seorang
ibu tua yang sedang mondar-mandir di luar toko. Walaupun penjaga toko ini tahu
bahwa ibu tersebut sedang membuang waktu, tetapi ia mengundang ibu tua itu
masuk ke tokonya dan mempersilahkannya duduk. Setelah ibu itu duduk di kursi
yang enak, si penjaa toko ini bertanya apakah dia dapat menolong ibu itu. Ibu itu
berkata bahwa dia sedang menunggu seorang teman untuk menjemputnya.
Penjaga toko ini dengan
sabar keluar masuk tokonya untuk melihat apakah teman ibu itu sudah datang. Akhirnya
datanglah teman ibu tua ini lalu ia diantar oleh penjaga toko ke ruang tempat
ibu itu duduk. Penjaga toko itu mungkin tidak terlalu ramah, namun dia adalah
seorang pekerja yang setia sehingga kesetiaannya nampak dalam banyak hal.
Si ibu tua dan temannya
itupun segera pergi. Setelah beberapa hari penjaga toko ini menerima sebuah
kartu ucapan terimakasih yang amat indah. Kartu ini ditandatangani oleh Andrew
Carnegie, pemilik suatu perusahaan besar “The American Steel Company”. Andrew
Carnegie adalah putra dari ibu tua yang dipersilahkannya duduk beberapa hari
lalu.
Perbuatan baik ini
ternyata menghasilkan buah yang tidak terduga! Beberapa saat kemudian Carneigie
membangun sebuah proyek di Skotlandia. Ibu tua itu terus-menerus mendesak
anaknya untuk memesan perabot-perabot rumah tangga dari toko di mana penjaga
toko tadi bekerja. Daftar pesanan yang banyak, membuat toko tadi menjadi
bertambah besar. Juga penjaga toko ini akhirnya menjadi seorang pengusaha yang
berhasil. Dia dengan setia melaksanakan tugasnya, bahkan sampai di luar batas
tanggung jawabnya. Kesetiaannya menyebabkan dia dapat membangun suatu hubungan
yang amat menguntungkan dalam hidupnya.
Ceritera ini melukiskan
kebenaran yang tercantum dalam Galatia 6:7-9 yang berbunyi: “Jangan sesat!
Allah tidak membiarkan diriNya dipermainkan. Karena apa yang ditabur orang, itu
juga yang dituainya, sebab barang siapa menabur dalam dagingnya, ia akan menuai
kebinasaan dari dagingnya, tetapi barang siapa menabur dalam Roh, ia akan
menuai hidup yang kekal dari Roh itu. Jangan lah kita jemu-jemu berbuat baik,
karena apabila sudah datang waktunya, kita akan menuai, jika kita tidak menjadi
lemah.”
Apabila kita menabur kebaikan, pastilah
Tuhan akan menumbuhkan berkat yang heran sebagai Tuaiannya.
(Oleh: Pdt. Ishak Sugianto, Madu Surgawi)
Terimakasih atas kunjungan Sobat
sekalian.
Bila anda suka dengan artikel ini silahkan Follow via Twitter, Like Via Facebook, Share di jejaring sosial, atau
berlangganan Artikel dari blog ini secara gratis. Bila ada masalah dalam penulisan artikel ini
silahkan kontak saya melalui kotak komentar yang ada dibawah, secepat munggin
saya akan balas dan perbaiki.
[mau copas artikel, silahkan tetapi tolong cantumkan
sumbernya, demi kenyamanan kita semua].
Salam
Blogger!!!
Pdt. Andrey Christianto, S.Th
Admin
:::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::
Tidak ada komentar
Posting Komentar